Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Yang Tak Bertepi

Dalam suatu perjalanan, ia mematut dirinya di hadapan sebuah cermin. Berdiam diri cukup lama memandangi pantulan wajahnya yang telah berubah sendu. Matanya menatap penuh kegundahan. Hatinya berbisik teramat pelan. Membawa kesadarannya jauh menjelajah waktu. Pikirannya ikut terhanyut. Dalam bayangannya, ia menangis tersedu. Mengiba pada Tuhan tentang hatinya yang remuk redam diterpa banyak aral dan gelombang. Mengapa hidup begitu kejam menginjak harga dirinya? Mengapa keadilan Tuhan tidak pernah berkehendak pada takdirnya? Ia merutuk keadaan dengan begitu emosional. Namun senyap.  Sudut kepalanya terus dijejali oleh perkara harga diri. Bongkahan hatinya berbicara dengan keyakinan diri.  "Apa yang akan kamu jaminkan?" "Apa yang kamu punya untuk menyelamatkan?" Dua pertanyaan yang membuatnya tersadar. Ia harus melanjutkan hidup demi menyelamatkan. Separuh hidupnya. Ia harus. Perjalanannya kali ini teramat sangat lambat. Dalam diam yang menyiksa relung jiwa seiring deng