Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Minggu Terakhir di Februari

Gambar
about this picture Minggu pagi di penghujung Februari matahari entah dimana berada. Hujan yang mengguyur Bogor dan sekitarnya sedari subuh tadi sepertinya membuat semua orang betah berlama-lama dalam balutan selimut. Nur namanya, gadis bergigi gingsul itu sudah nampak sibuk pagi ini. Ia sibuk sejak subuh tadi menyiapkan segala keperluannya untuk kegiatannya sebagai aktivis sosial.  "Emang engga bisa dibatalkan acaranya hari ini Kak ?" Tanya ibu sambil menyodorkan sepiring nasi goreng yang masih hangat. "Engga bisa Bu, Kakak sudah membuat janji akan datang hari ini. Anak-anak di sanggar sudah menanti sejak kemarin. Karena baru hari ini Kakak ada waktu kosong". Jawab Nur yang masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas hitamnya. " Tapi kan Kakekmu lagi sakit Kak, kita tidak tahu umur seseorang itu sampai dimana". Tiba-tiba Ibu memasang wajah sedih seperti mengetahui sesuatu hal yang tak terpikirkan oleh Nur. "Hush Ibu ko bicara begitu

Sisa Hujan Semalam

Gambar
Mendung masih menggelayuti langit saat pagi menyapa. Tak nampak sinar mentari di langit fajar. Sisa hujan semalam masih merebak di antara rimbunan daun yang diguncang angin. Bulir-bulir bening berjatuhan. Bukan embun.  Pagi itu, guratan senyum melengkung dari bibirnya. Wajahnya tak lagi muda. Dari keningnya guratan-guratan renta menghias cantiknya. Kuning langsat kulitnya nampak berseri. Entahlah mata ini seperti enggan memalingkan pandangan.  Bersama riang tawa dari malaikat-malaikat kecil, ia bahagia. Aku pun begitu. Melihatnya tertawa aku seolah menemukan kedamaian dan ketenangan. Karena ia bahagia. Sesak dadaku seolah hilang, seperti hujan semalam yang membawa rinduku mengalir jauh pergi. Pagiku bak pelangi selepas badai. Dingin yang menyelinap lewat pori-pori kecil itu perlahan hilang disapa hangat.  Hujan kerinduan semalam membawaku jatuh dalam kenangan tak bertepi. Memori masa lalu setia menuntunku untuk menjamahnya kembali. Tokoh-tokoh dalam kisahku dimasa lalu bermu